Oleh Ira Jam’iyatul Qalbiyah
Pada suatu waktu aku mendapatkan
pesan dari seseorang di salah satu media sosial yang ku miliki karena aku
memang termasuk orang aktif di sosial media, dimana pesan dari orang tersebut
dapat aku simpulkan bahwasannya waktunya sudah dimana aku akan dipertemukan
dengan dia. Sejujurnya aku belum pernah bertemu dengan nya, jangankan untuk
bertemu menganalisis namanya saja aku tidak bisa. Waktu yang ku nanti-nanti pun
tiba, pada hari itu aku diajak untuk bertemu dengannya, dan alhamdulillah aku diberi
kesempatan untuk bertemu dengannya walaupun dengan bersusah payah agar aku bisa
bertemu dengannya.
Di awal pertemuan ku dengannya aku
masih malu-malu, sehingga aku tak banyak bicara. Itulah aku, jika baru pertama
kali bertemu dengan orang maka sifat pemalu ku akan muncul. Tibalah waktunya aku
berkenalan dengan dia, walaupun hanya sekedar menyebutkan nama, jurusan bahkan
daerah asalnya saja itu sudah membuatku sangat senang sekali. Setelah
berkenalan dengannya, berhubung sudah larut malam, waktu istirahat pun tiba
sehingga membuat kita untuk menghentikan perkenalan kita pada malam itu.
Ketika aku sedang tertidur, ada
suara lirih yang memanggil namaku hingga aku terbangun, dan suara tersebut
mengajakku untuk Qiyamul Lail, ternyata dia yang telah memanggil namaku. Betapa senang nya aku ternyata dia yang telah
membangunkanku. Aku pun langsung beranjak dari tempatku tidur dan langsung
berwudhu serta shalat Qiyamul Lail. Setelah itu aku melanjutkannya dengan
membaca Al-Quran, dan aku melihatnya juga sedang membaca Al-Quran. Betapa
hatiku tertegun-tegun melihatnya seperti itu.
Adzan subuh pun berkumandang, dia
pun memberikanku isyarat agar aku segera mengakhiri bacaanku. Aku pun langsung berhenti dan melanjutkannya
dengan shalat sunnah 2 rakaat sebelum subuh. Lalu dia pun memberikan isyarat
lagi agar langsung merapat ke dalam shof untuk melaksanakan shalat subuh
berjamaah, setelah shalat subuh dia mengajakku untuk berdoa bersama dengan
membaca Al-Ma'tsurat yang menurutku itu sudah tidak asing lagi bagiku karna
sewaktu di pondok dulu, itu merupakan Amal Yaumiyah yang wajib diamalkan untuk
setiap santri bahkan para asatidz dan ustazahnya juga mengamalkan nya. Lalu
ketika selesai membaca Al-Ma'tsurat dia meminta kepada salah seorang dari kami
untuk memberikan kultum, setelah kultum dia mengajakku dan teman-temanku untuk
berolahraga, yang mana selama ini aku sendiri tak sempat berolahraga di pagi
hari karena ada kegiatan halaqoh ilmiah di pondok. Setelah selesai berolahraga dia
memintaku dan teman-temanku untuk bersih bersih dan sarapan. Yang mana setelah
itu akan ada kegiatan yang harus aku ikuti bersama dia dan teman teman ku.
Malam pun tiba, aku fikir saat nya untuk beristirahat. Memang benar aku beristirahat, tapi aku tak
seutuhnya beristirahat ternyata masih sama ada suara lirih yang membangunkanku
bersama temsn-temanku, lalu aku pun langsung terbangun. Dia mengajakku dan
teman-temanku untuk merenungkan akan jasa-jasa orang-orang yang telah berjuang
untuk Islam. Aku pun termenung dan bahkan tak terasa air mataku menetes ketika
dia menceritakan tenteng orang-orang yang rela mati demi berjalannya dakwah yang
dibawa oleh Rasulullah SAW. Aku pun menangis sejadi-jadi nya karna sampai saat
ini aku belum bisa berjuang untuk melanjutkan dakwah yang telah dibawa oleh
Rasulullah.
Setelah itu azan subuh berkumandang
dan aku segera beranjak dari tempatku untuk berwudhu dan langsung bergabung
dalam jamaah. Seperti biasa dia meminta
agar salah satu dari kami memberikan kultum. Setelah itu sama dengan hari
sebelumnya dia mengajak untuk berolahraga. Setelah berolahraga, kemudian
dilanjutkan dengan sarapan dan bersih-bersih dan melanjutkan kami pada hari itu.
Kegitan hari ini selain diisi materi, kami pun bermain-main. Tibalah saatnya waktu
penutupan serta pengukuhan, aku senang sekali karena aku akan selalu bertemu
dengannya setelah pertemuan kami yang singkat ini.
Dia adalah saudara-saudara ku yang
baru saat ini. Untuk saudara-saudara ku tetap bimbinglah aku, agar aku bisa
menjadi orang yang lebih baik dari sekarang. Terimakasih saudara ku atas
pertemuan kita. Maafkan aku jika selama pertemuan kita, aku melakukan
kesalahan.
0 komentar:
Posting Komentar