Perbedaan Teori Big Bang dan Teori Pasang Surut Gas pada Proses
Pembentukan Bumi
Ira Jam’iyatul Qalbiyah
15640075
Fisika B
1. Latar
Belakang
Bumi adalah tempat tinggal semua
makhluk hidup baik itu tumbuhan, hewan, serta manusia. Hal ini
dikarenakan planet bumi mempunyai iklim yang cocok dan juga sumber penyokong
kehidupan di dalamnya, sehingga manusia, tumbuhan, hewan, dan makhluk–makhluk
hidup lain dapat tinggal di dalam bumi. Bumi
merupakan salah satu planet yang berada dalam tata surya, bumi berada pada
urutan ketiga dalam susunan tata surya. Bumi merupakan sebuah planet yang
senantiasa mengitari bintang pusatnya, yaitu Matahari. Selain Bumi, masih
banyak benda-benda langit lainnya yang berputar dalam pengaruh Matahari sebagai
bintang
pusatnya. Benda-benda langit tersebut adalah planet, planet kerdil,
satelit, komet, asteroid, objek-objek trans neptunus, dan yang lainnya. Seluruh
benda langit tersebut beserta dengan Matahari berada dalam suatu sistem yang
dinamakan Sistem
Tata Surya. Matahari sendiri berada dalam suatu galaksi yang dinamakan Galaksi Bimasakti.
Sebuah galaksi tersusun atas gugus-gugus bintang. Gabungan gugus-gugus
bintang itulah yang membentuk suatu galaksi. Bintang-bintang yang berada dalam
suatu galaksi jumlahnya mencapai ratusan milyar. Terdapat sekitar 100 milyar
lebih bintang yang menghuni Galaksi Bimasakti.
Di
Alam semesta atau jagat raya terdapat banyak galaksi. Namun, beberapa
planet yang mengililingi matahari sebagai inti tata surya, bumi adalah
satu–satunya planet yang memiliki kehidupan di dalamnya . Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa
lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari
daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi
sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta
ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi
melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari
(revolusi) sebagai pusat sistem tata surya.
Proses
terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Banyak teori yang di kemukakan oleh para ilmuwan mengenai pembentukan tata
surya dan pembentukan bumi. Beberapa hipotesis pembentukan bumi yaitu,
hipotesis Kabut atau Nebula yang dikemukan oleh Immanuel Kant dan Pierre Simon
Laplace, hipotesis Planetesimal yang dikemukakan oleh T.C.Chamberlin dan
F.R.Moulton, hipotesis Pasang Surut Gas dikemukakan oleh Sir James Jeans dan
Sir Harold Jeffreys, serta yang paling terkenal, yaitu hipotesis Ledakan
Dahsyat atau yang biasa disebut dengan teori Big Bang yang dikemukakan oleh
Edwin Hubble. Ledakan Dahsyat
merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam
semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta.
Menurut Hubble, pembentukan bumi itu terjadi setelah adanya ledakan
dahsyat yang kemudian material-material dari sisa ledakan tersebut menjadi
gumpalan-gumpalan yang berisi gas. Berasal dari sisa ledakan tersebut awal mula
terbentuknya bumi yang merupakan sebagian dari gumpalan gas dari
Matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar.
Dikarenakan suatu ledakan dahsyat tersebut, terlepaslah sebagian gumpalan itu,
walaupun seolah-olah dicampakkan sangat jauh, tetapi gumpalan itu masih tetap
berputar terus menerus mengelilingi gumpalan besar (Matahari) tersebut.
Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah
mengalami proses pendinginan yang cukup lama untuk menjadi padat. Itulah yang
disebut palanet-planet yang jumlahnya delapan. Berikut nama-nama planet yang
masuk dalam susunan Matahari atau tata surya, yaitu Merkurius, Venus, Bumi,
Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Tim IAD MKU UMS dan Tim MUP (2008: 49) menyatakan bahwa ratusan
tahun yang lalu, sebuah bintang bergerak mendekati matahari kemudian menjauh
dan menghilang. Ketika keduanya berdekatan terjadi saling tarik menarik dan
mengalami pasang pada permukaan yang berhadapan. Semakin dekat bintang itu
terhadap matahari, pasang semakin tinggi dan membentuk lidah raksasa. Setelah
bintang menjauh, lidah raksasa itu terlepas dan membentuk planet-planet dan
benda-beda angkasa. Teori ini dikemukakan oleh James H.Jeans dan Harold Jeffers
pada tahun 1919.
Teori Pasang Surut Gas
menjelaskan bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak yang
cukup dekat. Hal ini menyebabkan pasang surut di tubuh matahari yang
masih dalam kondisi gas. Pasang surut ini jauh lebih besar dibandingkan pasang
surut yang sering kita lihat di laut. Terbentuk seperti gunung-gunung gelombang
yang sangat besar di tubuh matahari yang disebabkan gaya gravitasi dari bintang
asing. Gunung tersebut membentuk seperti lidah pijar yang sangat besar. Lidah
pijar menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar. Pada
lidah pijar terjadi perapatan gas-gas dan pada akhirnya kolom-kolom gas
tersebut pecah. Pecahan kolom gas berpisah dan membentuk planet-planet. Bintang
asing lama kelamaan menjauh dan berjalan ke jagat raya. Planet-planet ini
kemudian berotasi sekaligus smengelilingi matahari. Lama kelamaan planet ini
mengalami pendinginan dan salah satunya membentuk bumi. Sementara pendinginan
berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk
elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati
matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan
terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan
menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan
(satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. Peranan yang
dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan
peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan
di atas.
Hakikatnya
teori pembentukan bumi ini adalah teori-teori yang menguraikan sejarah tentang pembentukan
bumi yang tidak lepas dari pembentukan alam semesta melalui teori-teori yang
dikemukakan oleh para ilmuwan. Permasalahannya, yaitu setiap teori yang
dikemukan oleh para ilmuwan masing-masing mempunyai perbedaan, salah satunya
yaitu teori big bang memiliki perbedaan dengan teori pasang surut gas. Menurut teori Pasang Surut, dinyatakan bahwa matahari sudah ada
sebelumnya, lalu karena ada bintang mendekati matahari yang mengakibatkan
tarik-menarik dan lepasnya sebagian massa matahari, kemudian membentuk pola
cerutu yang pinggir tipis dan tangahnya. Sedangkan menurut teori Big Bang
matahari terbentuk setelah adanya ledakan besar.
Menurut Hubble, pembentukan bumi itu terjadi setelah adanya ledakan
dahsyat yang kemudian material-material dari sisa ledakan tersebut menjadi
gumpalan-gumpalan yang berisi gas. Dari sanalah awal mula terbentuknya bumi yang merupakan
sebagian dari gumpalan gas dari Matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut
selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan suatu ledakan dahsyat tersebut,
terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan sangat
jauh, tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus mengelilingi
gumpalan besar (Matahari) tersebut. Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih
tetap berputar tersebut setelah mengalami proses pendinginan yang cukup lama
untuk menjadi padat. Itulah yang disebut palanet-planet yang jumlahnya delapan.
Berikut nama-nama planet yang masuk dalam susunan Matahari atau tata surya,
yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Teori Pasang Surut Gas dipelopori
oleh Jeans dan
Jefreey.
Teori ini mengatakan bahwa pada saat sebelum terbentuk Sistem Tata Surya,
kedekatan suatu proto bintang (bakal Matahari) melintasi bintang lain yang
lebih besar (masif). Akibatnya ada sebagian materi dari proto bintang tersebut
yang tertarik karena pengaruh gaya tarik bintang yang besar tersebut. Materi
proto bintang yang tertarik tersebut kemudian menjadi planet-planet, sedangkan
proto bintang menjadi Matahari
Menurut saya perlu adanya pendalaman
dalam memahami setiap teori atau hipotesis mengenai pembentukan bumi.
Berdasarkan pemikiran di atas saya tertarik untuk mengambil judul “ Perbedaan
Teori Big Bang dan Teori Pasang Surut Gas pada Proses Pembentukan Bumi”.
2. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
proses pembentukan bumi menurut Teori Big Bang dan Teori Pasang Surut Gas?
2.
Bagaimana
hasil dari proses pembentukan bumi menurut Teori Big Bang dan Teori Pasang
Surut Gas?
3.
Adakah
Kesamaan hasil dari teori big bang dan pasang surut dengan kenyataan sekarang?
3. Pembahasan
3.1 Proses pembentukan
bumi menurut Teori Big Bang dan Teori Pasang Surut Gas
Teori
Big Bang merupakan salah satu teori yang dikemukakan oleh seorang ilmuan yang
bernama George Lemaitre. Proses pembentukan bumi menurut teori Big Bang, yaitu berawal pada puluhan
milyar tahun yang lalu. Awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar
pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan
terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram
raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar
angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu
lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk
suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk
sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi
mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang sangat panas
kemudian mendingin dan memadat. Gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet,
termasuk planet bumi.
“Teori
Big Bang dikembangkan oleh George Lemaitre. Menurut teori ini, pada mulanya
alam semesta berupa sebuah “primeval atom” yang berisi semua materi dalam
keadaan padat. Suatu ketika, atom ini meledak dan seluruh materialnya terlempar
ke ruang alam semesta. Sejak itu dimulailah ekspansi yang berlangsung ribuan
juta tahun dan akan terus berlangsung jutaan tahun lagi….” (Fua ,2009: 21).
Aly dan Rahma (2006:38) menyatakan bahwa, Teori Pasang Surut Gas
diungkapkan pertama kali oleh Jeans dan Jeffrey pada tahun 1919. Menurut teori
ini planet itu merupakan percikan dari matahari yaitu seperti percikan matahari
yang sampai kini masih Nampak ada. Percikan tersebut disebut “tidal “ . Tidal
yang besar kemudian akan menjadi menjadi planet, itu disebabkan karena adanya
dua buah matahari yang bergerak saling berdekatan. Peristiwa ini jarang sekali
terjadi namun bila ada dua buah bintang bergerak mendekati satu dengan yang
lain maka akan terbentuklah planet-planet.”
Teori Pasang
Surut dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891). Matahari didekati oleh sebuah bintang yang besar mungkin sebesar
matahari dalam jarak yang cukup dekat, tetapi tidak saling bertabrakan.
Kemudian timbul gaya tarik-menarik
diantara kedua bintang tersebut. Karena gaya tarik-menarik tersebut,
terbentuklah tonjolan-tonjolan bergelombang pada tubuh matahari.
Tonjolan-tonjolan tersebut mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk
semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan
merentang kearah bintang besar itu.
Tonjolan lidah api yang berpijar itu merupakan gas yang panas. Bintang yang
semula mendekati matahari kemudian menjauh. Lalu tonjolan lidah api yang berpijar dari matahari
tadi lepas dari matahari dan tidak kembali ke matahari. Bentuknya seperti
cerutu, yang ujung-ujungnya runcing. Inilah sebabnya bentuk-bentuk planet
dimulai dari yang kecil, misalnya Merkurius, semakin membesar, sepeti Yupiter
dan Saturnus, kemudian mengecil lagi sperti Pluto, yang merupakan planet
terkecil.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom
ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Planet-planet
itu akan berputar mengelilingi matahari dan juga akan mengalami proses
pendinginan. Proses pendinginan berjalan dengan lambat pada planet-planet
besar, sepertiYupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti
Bumi, pendinginan berjalan relatif lebih cepat. Sementara pada saat proses
pendinginan sedang berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari
pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika mereka
akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan
matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru
lahir itu. Matahari akan menarik kolom- kolom materi dari planet-planet. Kemudian
lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi
planet-planet, akibat dari tarikan yang dikeluarkan oleh matahari.
Teori Pasang Surut Gas menunjukkan
bahwa sekitar 2 milyar tahun yang lalu, matahari didekati oleh sebuah bintang
yang besar mungkin sebesar matahari, tetapi tidak saling bertabrakan. Karena
gaya tarik-menarik , terjadilah tonjolan lidah api yang berpijar dan merupakan
gas yang panas. Bintang tersebut menjauh kemudian tonjolan lidah api yang
berpijar dari matahari tersebut lepas dari matahari dan tidak kembali ke
matahari. Bentuknya seperti cerutu, yang ujung-ujungnya runcing. Inilah
sebabnya bentuk-bentuk planet dimulai dari yang kecil, misalnya Merkurius,
semakin membesar, sepeti Yupiter dan Saturnus, kemudian mengecil lagi sperti Pluto,
yang merupakan planet terkecil.
Mula-mula planet mengorbit matahari
dengan bentuk elips, semakin lama semakin lama bentuk orbitnya mendekati
lingkaran. Hal ini disebabkan oleh adanya gesekan debu-debu kosmis pada waktu
terjadinya tarik-menarik anatara matahari dan bintang. Planet-planet ini sejak
awal telah mendingin. Proses mendinginnya berjalan lambat untuk planet besar
dan berjalan cepat untuk planet kecil. Pada saat orbit masih berbentuk elips
dan ketika planet tersebut dekat dengan matahari, terjadilah gaya tarik-menarik
antara planet dan matahari. Akibatnya banyak materi yang lepas dari planet dan
terjadilah satelit dari planet. Pristiwa ini proses terjadinya planet, salah
satunya adalah planet bumi.
Pendapat
tentang terjadinya tata surya yang paling mutakhir lebih kurang sebagai berikut(Mawardi
dan Hidayati,2000:35):
1.
Tata surya terbentuk dari awan gas hidrogen dan
debu yang berputar lalu memadat menjadi bola dengan suhu yang panas dan
bersinar lebih kurang 5 milyar tahun yang lal. Dan juga karena gravitasi awan
tersebut menyusut. Akibatnya tekanan dan suhunya bertambah tinggi.
2.
Batuan tertua di bumi kira-kira berumur 3,8
milyar tahun, tetapi meterit dan batuan dari bulan ada yang berumur sampai 4,6
milyar tahun. Dalam hal ini para geologiwan berpendapat bahwa sesungguhnya bumi
setua itu pula,tetapi tidak ada batuan yang setua meteorit tersebut ada,
mungkin karena hancur akibat proses geologis.
3.
Para astronom berpendapat bahwa planet-planet
terbentuk dalam awan yang ringan atau gas ringan dan sedikit gas berat yang
menjadi inti planet tersebut.
Bedasarkan
beberapa pendapat diatas, dapat diketahui planet-planet termasuk bumi terbentuk
dari awan ringan atau berasal dari gas ringan dan ada sedikit gas berat.
Kemudian usia bumi diperkirakan sama dengan ukuran batuan yang berasal dari
bulan yaitu berumur 4,6 milyar tahun.
Awal terbentuknya
bumi, sebagaimana halnya planet-planet lainnya, merupakan hasil pecahan dari
gumpalan kabut di luar angkasa. Tidak ada disparitas antara bumi dengan planet
lainnya. Bumi masih merupakan planet yang sejenis dan belum mengalami pelapisan
seperti saat ini.
Lapisan-lapisan
bumi mulai terbentuk. Material nan memiliki berat jenis lebih besar akan
tenggelam, sedangkan material nan berat jenisnya lebih kecil akan bergerak
menuju permukaan. Material nan memiliki berat jenis lebih besar di antaranya
besi dan logam lainnya. Proses tersebut dinamakan dengan diferensiasi.
Lapisan-lapisan bumi terbentuk
terbagi menjadi lima bagian, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel
luar, dan kerak bumi. Kerak bumi merupakan bagian terluar dari bumi sebagaimana
dihuni oleh makhluk hidup.
3.2 Hasil proses pembentukan bumi menurut Teori Big Bang dan Teori
Pasang Surut Gas
Menurut teori Big Bang, planet-planet
termasuk bumi itu merupakan hasil dari ledakan dahyat. Ketika terjadi ledakan banyak
material-material yang terlempar dari matahari. Material-material itu kemudian
mengalami penggumpalan dan pendinginan dalam waktu yang cukup lama.
Teori
Big bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah diciptakan dari ketiadaan,
dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah. Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di
alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini
diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa
dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta seperti sekarang dengan
cara pemisahan satu dari yang lain.
Setelah pemisahan tersebut maka terbentuklah matahari dan planet-planet yang
mengelilingi nya. Planet-planet yang mengelilingi matahari adalah Merkurius,
Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus . Itulah sebabnya
mengapa matahari terbentuk setelah adanya ledakan dasyat.
Herabudin
(2010: 317), menyatakan bahwa teori Pasang Surut itu planet terbentuk karena
mendekatnya bintang lain ke matahari, sehinnga keadaanya hampir bertabrakan
yang menyebabkan tertariknya sejumlah materi dari matahari dengan bintang lain
tersbut oleh gaya pasang surut bersama mereka yang kemudian terkondensasi
menjadi planet.”
Menurut teori Pasang
Surut planet-planet terbentuk karena
adanya bintang lain yang mendekati matahari, dan keadaan kedua bintang tersebut
hampir bertabrakan karena posisinya sangat dekat. Karena posisinya sanagt dekat
terjadilah gaya tarik menarik antara matahari dan bintang tersebut. Gaya tarik
menarik tersebut menyebabkan tonjolan pada matahari, dari tonjolan tersebut
kemudian terpisah dan membentuk planet yang masih panas dan mengalami
pendinginan. Dari teori tersebut dapat diketahui bahwa matahari itu ada sejak
sebelum alam semesta ini terbentuk.
Perbedaan dari teori Big Bang dan
Pasang surut adalah pada proses terbentunya alam semesta termasuk matahari dan
bumi. Jika menurut teori Big Bang bumi itu terbentuk dari gumpalan-gumpalan gas
sisa-sisa pecahan yang besasal dari ledakan dasyat tersebut. Gumpalan-gumpalan
tersebut kemudian mendingin seiring berjalannya waktu. Setelah mendingin maka
gumpalan-gumpalan tersebut membentuk planet.
Sedangkan menurut teori Pasang Surut
bumi itu terbentuk setelah ada bintang lain yang mendekati matahari, kemudian
terjadi tarik-menarik sehingga menimbulkan tonjolan lidah api yang berpijar dan
merupakan gas yang panas. Bintang tersebut menjauh kemudian tonjolan lidah api
yang berpijar dari matahari tersebut lepas dari matahari dan tidak kembali ke
matahari, kemudian tonjolan-tonjolan yang terlepas dari matahari dan kemudian
mengalami pendinginan. Proses pendinginan tersebut membentuk planet dengan
waktu pendinginan yang berbeda-beda. Ketika proses pendinginan terjadi tarik-menarik
antara planet dan matahari, sehingga banyak materi yang lepas dari planet
terjadilah satelit.
3.3 Kesamaan hasil dari Teori Big Bang dan Pasang Surut dengan
kenyataan sekarang
Para ilmuwan banyak mencari
bukti-bukti dari sisa-sisa ledakan dahsyat. Sehingga pada tahun 1965, dua
peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang radiasi
sisa-sisa Big Bang (ledakan dahsyat) tanpa sengaja. Radiasi ini disebut sebagai radiasi latar (background radiation),
tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi
keseluruhan ruang angkasa. Diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi
peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang (Tjasyono, 2006:50).
Bebrapa helium yang ditemui pada
bintang-bintang saat ini berasal dari reaksi nuklir dalam bola api kosmik padat
yang mengalami suatu ledakan. Kemudian dari ledakan tersebut menghasilkan
sejumlah besar letupan foton-foton. George memprediksikan foton yang dihasilkan
dari sejumlah ledakan besar, tergeser merah oleh ekspansi alam semesta yang
diamati sekarang sebagai foton gelombang radio dengan temperature 3 K. Radiasi
latar gelombang juga diukur oleh para ilmuwan lain yang memperoleh hasi 2,9 K
yaitu temperatur terendah yag memungkinkan terjadi radiasi termal suatu benda
(Tjasyono, 2006:50).
Diketahui bahwa menurut teori pasang
surut, planet-planet mengelilingi matahari dalam orbit berbentuk elips dan
setiap planet pasti mempunyai satelit yang terbentuk karena adanya gaya tarik
oleh matahari. Setelah dilihat dan diteliti oleh para astronom planet-planet
yang mengelilingi matahari dalam orbit berbentuk elips. Kemudian dari
masing-masing planet mempunyai satelit dengan jumlah yang berbeda.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1 Simpulan
Menurut Teori Big Bang, pembentukan bumi itu berawal dari suatu
ledakan besar. Sisa-sisa ledakan besar tersebut berupa gumpalan-gumpalan yang
sanat panas. Kemudian seiring berjalannya waktu gumpalan-gumpalan panas
tersebut mendingin dan membentuk planet-planet yang sekarang planet-planet
tersebut berada dalam sistem tata surya. Semua planet tersebut mengelilingi
matahari. Para ilmuan mencari sisa-sisa dari big bang. Kemudian pada tahun
1965,Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang radiasi sisa-sisa Big
Bang (ledakan dahsyat) tanpa sengaja. Radiasi itu adalah salah satu bukti bahwa
pernah terjadi suatu ledakan dahsyat.
Menurut Teori Pasang Surut, pembentukan bumi itu terjadi setelah
adanya bintang yang mendekati matahari. Kemudian terjadi gaya tarik-menarik . Setelah
itu, maka terbentuklah tonjolan-tonjolan bergelombang pada tubuh matahari. Lalu
tonjolan tersebut mengelilingi matahari dan mendingin. Hasil dari pendinginan
itulah membentuk planet-planet yang dikenal sekarang. Planet-planet yang
mengelilingi matahari berada dalm orbit berbentuk elips. Kemudian,
satelit-satelit yang mengelilingi masing-masing planet itu juga terbentuk
karena adanya gaya tarik- menarik. Namun, gaya tarik menarik ini disebabkan
oleh matahari pada saat planet mengelilingi matahari dan mengalami proses
pendinginan.
4.2 Saran
Jika membuat makalah sebaiknya lebih teliti dan perbanyak membaca,
agar makalah yang ditulis memperoleh hasil yang bagus dan menarik untuk dibaca.
Dalam pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik lagi. Sebaiknya memilih
bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca pada saat membaca makalah yang sudah di
buat
5. Daftar Rujukan
Aly,Abdullah dan Eny Rahma.2006. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi
Aksara
Fua,Jumardin Fa.2009. Pendidikan Ilmu Alamiah Dasar. Kendari:
CV.Sadhra.
Herabuddin. 2010. Ilmu Alamiah
Dasar. Bandung : Pustaka Setia.
Mawardi dan Hidayati, Nur.2000.IAD-ISD-IBD.
Bandung : Pustaka Setia.
Tim IAD MKU UMS dan Tim MUP. 2008. Ilmu Kealaman Dasar.Surakarta: Muhammadiyah
University Press.
Tjasyono, Bayong.2006.Ilmu
Kebumian dan Antariksa. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
0 komentar:
Posting Komentar