RSS

Perbedaan Teori Big Bang dan Teori Pasang Surut Gas pada Proses Pembentukan Bumi



Perbedaan Teori Big Bang dan Teori Pasang Surut Gas pada Proses Pembentukan Bumi
Ira Jam’iyatul Qalbiyah
15640075
Fisika B

1. Latar Belakang    
Bumi adalah tempat tinggal semua makhluk hidup baik itu tumbuhan, hewan, serta manusia. Hal ini dikarenakan planet bumi mempunyai iklim yang cocok dan juga sumber penyokong kehidupan di dalamnya, sehingga manusia, tumbuhan, hewan, dan makhluk–makhluk hidup lain dapat tinggal di dalam bumi. Bumi merupakan salah satu planet yang berada dalam tata surya, bumi berada pada urutan ketiga dalam susunan tata surya. Bumi merupakan sebuah planet yang senantiasa mengitari bintang pusatnya, yaitu Matahari. Selain Bumi, masih banyak benda-benda langit lainnya yang berputar dalam pengaruh Matahari sebagai bintang pusatnya. Benda-benda langit tersebut adalah planet, planet kerdil, satelit, komet, asteroid, objek-objek trans neptunus, dan yang lainnya. Seluruh benda langit tersebut beserta dengan Matahari berada dalam suatu sistem yang dinamakan Sistem Tata Surya. Matahari sendiri berada dalam suatu galaksi yang dinamakan Galaksi Bimasakti. Sebuah galaksi tersusun atas gugus-gugus bintang. Gabungan gugus-gugus bintang itulah yang membentuk suatu galaksi. Bintang-bintang yang berada dalam suatu galaksi jumlahnya mencapai ratusan milyar. Terdapat sekitar 100 milyar lebih bintang yang menghuni Galaksi Bimasakti.
Di Alam semesta atau jagat raya terdapat banyak galaksi. Namun, beberapa planet yang mengililingi matahari sebagai inti tata surya, bumi adalah satu–satunya planet yang memiliki kehidupan di dalamnya . Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya.
Proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita. Banyak teori yang di kemukakan oleh para ilmuwan mengenai pembentukan tata surya dan pembentukan bumi. Beberapa hipotesis pembentukan bumi yaitu, hipotesis Kabut atau Nebula yang dikemukan oleh Immanuel Kant dan Pierre Simon Laplace, hipotesis Planetesimal yang dikemukakan oleh T.C.Chamberlin dan F.R.Moulton, hipotesis Pasang Surut Gas dikemukakan oleh Sir James Jeans dan Sir Harold Jeffreys, serta yang paling terkenal, yaitu hipotesis Ledakan Dahsyat atau yang biasa disebut dengan teori Big Bang yang dikemukakan oleh Edwin Hubble. Ledakan Dahsyat merupakan sebuah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta.
Menurut Hubble, pembentukan bumi itu terjadi setelah adanya ledakan dahsyat yang kemudian material-material dari sisa ledakan tersebut menjadi gumpalan-gumpalan yang berisi gas. Berasal dari sisa ledakan tersebut awal mula terbentuknya bumi yang merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan suatu ledakan dahsyat tersebut, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan sangat jauh, tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus mengelilingi gumpalan besar (Matahari) tersebut. Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah mengalami proses pendinginan yang cukup lama untuk menjadi padat. Itulah yang disebut palanet-planet yang jumlahnya delapan. Berikut nama-nama planet yang masuk dalam susunan Matahari atau tata surya, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Tim IAD MKU UMS dan Tim MUP (2008: 49) menyatakan bahwa ratusan tahun yang lalu, sebuah bintang bergerak mendekati matahari kemudian menjauh dan menghilang. Ketika keduanya berdekatan terjadi saling tarik menarik dan mengalami pasang pada permukaan yang berhadapan. Semakin dekat bintang itu terhadap matahari, pasang semakin tinggi dan membentuk lidah raksasa. Setelah bintang menjauh, lidah raksasa itu terlepas dan membentuk planet-planet dan benda-beda angkasa. Teori ini dikemukakan oleh James H.Jeans dan Harold Jeffers pada tahun 1919.
Teori Pasang Surut Gas menjelaskan bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak yang cukup dekat. Hal ini menyebabkan pasang surut di tubuh matahari yang masih dalam kondisi gas. Pasang surut ini jauh lebih besar dibandingkan pasang surut yang sering kita lihat di laut. Terbentuk seperti gunung-gunung gelombang yang sangat besar di tubuh matahari yang disebabkan gaya gravitasi dari bintang asing. Gunung tersebut membentuk seperti lidah pijar yang sangat besar. Lidah pijar menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar. Pada lidah pijar terjadi perapatan gas-gas dan pada akhirnya kolom-kolom gas tersebut pecah. Pecahan kolom gas berpisah dan membentuk planet-planet. Bintang asing lama kelamaan menjauh dan berjalan ke jagat raya. Planet-planet ini kemudian berotasi sekaligus smengelilingi matahari. Lama kelamaan planet ini mengalami pendinginan dan salah satunya membentuk bumi. Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. Peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
Hakikatnya teori pembentukan bumi ini adalah teori-teori yang menguraikan sejarah tentang pembentukan bumi yang tidak lepas dari pembentukan alam semesta melalui teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan. Permasalahannya, yaitu setiap teori yang dikemukan oleh para ilmuwan masing-masing mempunyai perbedaan, salah satunya yaitu teori big bang memiliki perbedaan dengan teori pasang surut gas. Menurut teori Pasang Surut, dinyatakan bahwa matahari sudah ada sebelumnya, lalu karena ada bintang mendekati matahari yang mengakibatkan tarik-menarik dan lepasnya sebagian massa matahari, kemudian membentuk pola cerutu yang pinggir tipis dan tangahnya. Sedangkan menurut teori Big Bang matahari terbentuk setelah adanya ledakan besar.
Menurut Hubble, pembentukan bumi itu terjadi setelah adanya ledakan dahsyat yang kemudian material-material dari sisa ledakan tersebut menjadi gumpalan-gumpalan yang berisi gas. Dari sanalah awal mula terbentuknya bumi yang merupakan sebagian dari gumpalan gas dari Matahari. Gumpalan gas yang besar tersebut selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan suatu ledakan dahsyat tersebut, terlepaslah sebagian gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan sangat jauh, tetapi gumpalan itu masih tetap berputar terus menerus mengelilingi gumpalan besar (Matahari) tersebut. Gumpalan-gumpalan yang terpisah dan masih tetap berputar tersebut setelah mengalami proses pendinginan yang cukup lama untuk menjadi padat. Itulah yang disebut palanet-planet yang jumlahnya delapan. Berikut nama-nama planet yang masuk dalam susunan Matahari atau tata surya, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Teori Pasang Surut Gas dipelopori oleh Jeans dan Jefreey. Teori ini mengatakan bahwa pada saat sebelum terbentuk Sistem Tata Surya, kedekatan suatu proto bintang (bakal Matahari) melintasi bintang lain yang lebih besar (masif). Akibatnya ada sebagian materi dari proto bintang tersebut yang tertarik karena pengaruh gaya tarik bintang yang besar tersebut. Materi proto bintang yang tertarik tersebut kemudian menjadi planet-planet, sedangkan proto bintang menjadi Matahari
Menurut saya perlu adanya pendalaman dalam memahami setiap teori atau hipotesis mengenai pembentukan bumi. Berdasarkan pemikiran di atas saya tertarik untuk mengambil judul “ Perbedaan Teori Big Bang dan Teori Pasang Surut Gas pada Proses Pembentukan Bumi”.
2. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses pembentukan bumi menurut Teori Big Bang dan Teori Pasang Surut Gas?
2.      Bagaimana hasil dari proses pembentukan bumi menurut Teori Big Bang dan Teori Pasang Surut Gas?
3.      Adakah Kesamaan hasil dari teori big bang dan pasang surut dengan kenyataan sekarang?
3. Pembahasan
     3.1 Proses pembentukan bumi menurut Teori Big Bang dan Teori Pasang Surut Gas
                        Teori Big Bang merupakan salah satu teori yang dikemukakan oleh seorang ilmuan yang bernama George Lemaitre. Proses pembentukan bumi menurut teori Big Bang, yaitu berawal pada puluhan milyar tahun yang lalu. Awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang sangat panas kemudian mendingin dan memadat. Gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
                 “Teori Big Bang dikembangkan oleh George Lemaitre. Menurut teori ini, pada mulanya alam semesta berupa sebuah “primeval atom” yang berisi semua materi dalam keadaan padat. Suatu ketika, atom ini meledak dan seluruh materialnya terlempar ke ruang alam semesta. Sejak itu dimulailah ekspansi yang berlangsung ribuan juta tahun dan akan terus berlangsung jutaan tahun lagi….” (Fua ,2009: 21).
                                                                                                                             
           
Aly dan Rahma (2006:38) menyatakan bahwa, Teori Pasang Surut Gas diungkapkan pertama kali oleh Jeans dan Jeffrey pada tahun 1919. Menurut teori ini planet itu merupakan percikan dari matahari yaitu seperti percikan matahari yang sampai kini masih Nampak ada. Percikan tersebut disebut “tidal “ . Tidal yang besar kemudian akan menjadi menjadi planet, itu disebabkan karena adanya dua buah matahari yang bergerak saling berdekatan. Peristiwa ini jarang sekali terjadi namun bila ada dua buah bintang bergerak mendekati satu dengan yang lain maka akan terbentuklah planet-planet.”

              Teori Pasang Surut dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891). Matahari didekati oleh sebuah bintang yang besar mungkin sebesar matahari dalam jarak yang cukup dekat, tetapi tidak saling bertabrakan. Kemudian timbul gaya tarik-menarik  diantara kedua bintang tersebut. Karena gaya tarik-menarik tersebut, terbentuklah tonjolan-tonjolan bergelombang pada tubuh matahari. Tonjolan-tonjolan tersebut mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kearah bintang besar itu. Tonjolan lidah api yang berpijar itu merupakan gas yang panas. Bintang yang semula mendekati matahari kemudian menjauh. Lalu  tonjolan lidah api yang berpijar dari matahari tadi lepas dari matahari dan tidak kembali ke matahari. Bentuknya seperti cerutu, yang ujung-ujungnya runcing. Inilah sebabnya bentuk-bentuk planet dimulai dari yang kecil, misalnya Merkurius, semakin membesar, sepeti Yupiter dan Saturnus, kemudian mengecil lagi sperti Pluto, yang merupakan planet terkecil. Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan juga akan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, sepertiYupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi, pendinginan berjalan relatif lebih cepat. Sementara pada saat proses pendinginan sedang berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika mereka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom- kolom materi dari planet-planet. Kemudian lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet, akibat dari tarikan yang dikeluarkan oleh matahari.
Teori Pasang Surut Gas menunjukkan bahwa sekitar 2 milyar tahun yang lalu, matahari didekati oleh sebuah bintang yang besar mungkin sebesar matahari, tetapi tidak saling bertabrakan. Karena gaya tarik-menarik , terjadilah tonjolan lidah api yang berpijar dan merupakan gas yang panas. Bintang tersebut menjauh kemudian tonjolan lidah api yang berpijar dari matahari tersebut lepas dari matahari dan tidak kembali ke matahari. Bentuknya seperti cerutu, yang ujung-ujungnya runcing. Inilah sebabnya bentuk-bentuk planet dimulai dari yang kecil, misalnya Merkurius, semakin membesar, sepeti Yupiter dan Saturnus, kemudian mengecil lagi sperti Pluto, yang merupakan planet terkecil.
Mula-mula planet mengorbit matahari dengan bentuk elips, semakin lama semakin lama bentuk orbitnya mendekati lingkaran. Hal ini disebabkan oleh adanya gesekan debu-debu kosmis pada waktu terjadinya tarik-menarik anatara matahari dan bintang. Planet-planet ini sejak awal telah mendingin. Proses mendinginnya berjalan lambat untuk planet besar dan berjalan cepat untuk planet kecil. Pada saat orbit masih berbentuk elips dan ketika planet tersebut dekat dengan matahari, terjadilah gaya tarik-menarik antara planet dan matahari. Akibatnya banyak materi yang lepas dari planet dan terjadilah satelit dari planet. Pristiwa ini proses terjadinya planet, salah satunya adalah planet bumi.
 
Pendapat tentang terjadinya tata surya yang paling mutakhir lebih kurang sebagai berikut(Mawardi dan Hidayati,2000:35):
1.      Tata surya terbentuk dari awan gas hidrogen dan debu yang berputar lalu memadat menjadi bola dengan suhu yang panas dan bersinar lebih kurang 5 milyar tahun yang lal. Dan juga karena gravitasi awan tersebut menyusut. Akibatnya tekanan dan suhunya bertambah tinggi.
2.      Batuan tertua di bumi kira-kira berumur 3,8 milyar tahun, tetapi meterit dan batuan dari bulan ada yang berumur sampai 4,6 milyar tahun. Dalam hal ini para geologiwan berpendapat bahwa sesungguhnya bumi setua itu pula,tetapi tidak ada batuan yang setua meteorit tersebut ada, mungkin karena hancur akibat proses geologis.
3.      Para astronom berpendapat bahwa planet-planet terbentuk dalam awan yang ringan atau gas ringan dan sedikit gas berat yang menjadi inti planet tersebut.
Bedasarkan beberapa pendapat diatas, dapat diketahui planet-planet termasuk bumi terbentuk dari awan ringan atau berasal dari gas ringan dan ada sedikit gas berat. Kemudian usia bumi diperkirakan sama dengan ukuran batuan yang berasal dari bulan yaitu berumur 4,6 milyar tahun.
Awal terbentuknya bumi, sebagaimana halnya planet-planet lainnya, merupakan hasil pecahan dari gumpalan kabut di luar angkasa. Tidak ada disparitas antara bumi dengan planet lainnya. Bumi masih merupakan planet yang sejenis dan belum mengalami pelapisan seperti saat ini.
Lapisan-lapisan bumi mulai terbentuk. Material nan memiliki berat jenis lebih besar akan tenggelam, sedangkan material nan berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju permukaan. Material nan memiliki berat jenis lebih besar di antaranya besi dan logam lainnya. Proses tersebut dinamakan dengan diferensiasi.
Lapisan-lapisan bumi terbentuk terbagi menjadi lima bagian, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi. Kerak bumi merupakan bagian terluar dari bumi sebagaimana dihuni oleh makhluk hidup.
3.2 Hasil proses pembentukan bumi menurut Teori Big Bang dan Teori Pasang Surut Gas
                  Menurut teori Big Bang, planet-planet termasuk bumi itu merupakan hasil dari ledakan dahyat.  Ketika terjadi ledakan banyak material-material yang terlempar dari matahari. Material-material itu kemudian mengalami penggumpalan dan pendinginan dalam waktu yang cukup lama.
                    Teori Big bang merupakan petunjuk nyata bahwa alam semesta telah diciptakan dari ketiadaan, dengan kata lain ia diciptakan oleh Allah. Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta seperti sekarang dengan cara pemisahan satu dari yang lain. Setelah pemisahan tersebut maka terbentuklah matahari dan planet-planet yang mengelilingi nya. Planet-planet yang mengelilingi matahari adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus . Itulah sebabnya mengapa matahari terbentuk setelah adanya ledakan dasyat.
Herabudin (2010: 317), menyatakan bahwa teori Pasang Surut itu planet terbentuk karena mendekatnya bintang lain ke matahari, sehinnga keadaanya hampir bertabrakan yang menyebabkan tertariknya sejumlah materi dari matahari dengan bintang lain tersbut oleh gaya pasang surut bersama mereka yang kemudian terkondensasi menjadi planet.”
Menurut teori Pasang Surut  planet-planet terbentuk karena adanya bintang lain yang mendekati matahari, dan keadaan kedua bintang tersebut hampir bertabrakan karena posisinya sangat dekat. Karena posisinya sanagt dekat terjadilah gaya tarik menarik antara matahari dan bintang tersebut. Gaya tarik menarik tersebut menyebabkan tonjolan pada matahari, dari tonjolan tersebut kemudian terpisah dan membentuk planet yang masih panas dan mengalami pendinginan. Dari teori tersebut dapat diketahui bahwa matahari itu ada sejak sebelum alam semesta ini terbentuk.
Perbedaan dari teori Big Bang dan Pasang surut adalah pada proses terbentunya alam semesta termasuk matahari dan bumi. Jika menurut teori Big Bang bumi itu terbentuk dari gumpalan-gumpalan gas sisa-sisa pecahan yang besasal dari ledakan dasyat tersebut. Gumpalan-gumpalan tersebut kemudian mendingin seiring berjalannya waktu. Setelah mendingin maka gumpalan-gumpalan tersebut membentuk planet.
Sedangkan menurut teori Pasang Surut bumi itu terbentuk setelah ada bintang lain yang mendekati matahari, kemudian terjadi tarik-menarik sehingga menimbulkan tonjolan lidah api yang berpijar dan merupakan gas yang panas. Bintang tersebut menjauh kemudian tonjolan lidah api yang berpijar dari matahari tersebut lepas dari matahari dan tidak kembali ke matahari, kemudian tonjolan-tonjolan yang terlepas dari matahari dan kemudian mengalami pendinginan. Proses pendinginan tersebut membentuk planet dengan waktu pendinginan yang berbeda-beda. Ketika proses pendinginan terjadi tarik-menarik antara planet dan matahari, sehingga banyak materi yang lepas dari planet terjadilah satelit.

3.3 Kesamaan hasil dari Teori Big Bang dan Pasang Surut dengan kenyataan sekarang
Para ilmuwan banyak mencari bukti-bukti dari sisa-sisa ledakan dahsyat. Sehingga pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang radiasi sisa-sisa Big Bang (ledakan dahsyat) tanpa sengaja. Radiasi ini disebut  sebagai radiasi latar (background radiation), tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa. Diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang (Tjasyono, 2006:50).
Bebrapa helium yang ditemui pada bintang-bintang saat ini berasal dari reaksi nuklir dalam bola api kosmik padat yang mengalami suatu ledakan. Kemudian dari ledakan tersebut menghasilkan sejumlah besar letupan foton-foton. George memprediksikan foton yang dihasilkan dari sejumlah ledakan besar, tergeser merah oleh ekspansi alam semesta yang diamati sekarang sebagai foton gelombang radio dengan temperature 3 K. Radiasi latar gelombang juga diukur oleh para ilmuwan lain yang memperoleh hasi 2,9 K yaitu temperatur terendah yag memungkinkan terjadi radiasi termal suatu benda (Tjasyono, 2006:50).
                        Diketahui bahwa menurut teori pasang surut, planet-planet mengelilingi matahari dalam orbit berbentuk elips dan setiap planet pasti mempunyai satelit yang terbentuk karena adanya gaya tarik oleh matahari. Setelah dilihat dan diteliti oleh para astronom planet-planet yang mengelilingi matahari dalam orbit berbentuk elips. Kemudian dari masing-masing planet mempunyai satelit dengan jumlah yang berbeda.
4. Kesimpulan dan Saran
4.1 Simpulan
Menurut Teori Big Bang, pembentukan bumi itu berawal dari suatu ledakan besar. Sisa-sisa ledakan besar tersebut berupa gumpalan-gumpalan yang sanat panas. Kemudian seiring berjalannya waktu gumpalan-gumpalan panas tersebut mendingin dan membentuk planet-planet yang sekarang planet-planet tersebut berada dalam sistem tata surya. Semua planet tersebut mengelilingi matahari. Para ilmuan mencari sisa-sisa dari big bang. Kemudian pada tahun 1965,Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang radiasi sisa-sisa Big Bang (ledakan dahsyat) tanpa sengaja. Radiasi itu adalah salah satu bukti bahwa pernah terjadi suatu ledakan dahsyat.
Menurut Teori Pasang Surut, pembentukan bumi itu terjadi setelah adanya bintang yang mendekati matahari. Kemudian terjadi gaya tarik-menarik . Setelah itu, maka terbentuklah tonjolan-tonjolan bergelombang pada tubuh matahari. Lalu tonjolan tersebut mengelilingi matahari dan mendingin. Hasil dari pendinginan itulah membentuk planet-planet yang dikenal sekarang. Planet-planet yang mengelilingi matahari berada dalm orbit berbentuk elips. Kemudian, satelit-satelit yang mengelilingi masing-masing planet itu juga terbentuk karena adanya gaya tarik- menarik. Namun, gaya tarik menarik ini disebabkan oleh matahari pada saat planet mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan.
4.2 Saran
                    Jika membuat makalah sebaiknya lebih teliti dan perbanyak membaca, agar makalah yang ditulis memperoleh hasil yang bagus dan menarik untuk dibaca. Dalam pembuatan makalah selanjutnya agar lebih baik lagi. Sebaiknya memilih bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca pada saat membaca makalah yang sudah di buat
5. Daftar Rujukan
Aly,Abdullah dan Eny Rahma.2006. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara
Fua,Jumardin Fa.2009. Pendidikan Ilmu Alamiah Dasar. Kendari: CV.Sadhra.
Herabuddin. 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Bandung : Pustaka Setia.
Mawardi dan Hidayati, Nur.2000.IAD-ISD-IBD. Bandung : Pustaka Setia.
Tim IAD MKU UMS dan Tim MUP. 2008. Ilmu Kealaman Dasar.Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Tjasyono, Bayong.2006.Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


0 komentar:

Posting Komentar